LATAR BELAKANG
Salah
satu usaha pertanian yang mulai banyak diminati masyarakat adalah budidaya
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus),jamur tiram putih mempunyai
banyak manfaat antara lain menambah sumber pangan yang bernilai gizi tinggi,
menambah pendapatan keluarga, dapat memanfaatkan lahan perkarangan, dapat menjadi usaha
sampingan dan dapat menyerap tenaga kerja. Semakin berkembangnya usaha budidaya
jamur tiram, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Limbah media tanam jamur
tiram terbentuk akibat bahan atau media tanam jamur tiram yang berupa campuran
serbuk gergaji dengan bahan-hahan lainnya tidak semuanya habis terpakai sewaktu
dipergunakan untuk memproduksi jamur tiram, melainkan masih terdapat sisa-sisa
yang sudah tidak efektif lagi untuk memproduksi jamur tiram dengan baik.
Media
tanam jamur sebagian besar tersusun dari serbuk gergaji, serbuk jagung, dan
bekatul. Berdasarkan bahan penyusun media tanam jamur tiram maka kemungkinan
besar limbah media tanam tersebut dapat di manfaatkan sebagai pakan ternak
ruminansia terutama sebagai sumber serat (fiber). Komponen limbah media
tanam jamur sebagian besar terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, mineral
dan sebagian kecil vitamin, yang komponen tersebut sangat diperlukan oleh
ternak ruminansia. Penggunaan bahan-bahan tersebut dalam media tanam jamur
diharapkan secara tidak langsung akan mengalami perubahan fisik, kimia,dan
biologis yang dapat meningkatkan kualitas serat dari media tanam tersebut.
(Suriawiria, 2000).
Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur pelapuk
putih dari kelas basidiomicetes. Beberapa kelompok jamur pelapuk putih
dilaporkan mampu mendegradasi senyawa lignin, secara umum jamur pelapuk putih dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu :1) kapang yang menguraikan selulosa dan
hemiselulosa lebih dahulu kemudian lignin, 2) lebih banyak memetabolisme lignin
lebih dahulu kemudian selulosa dan hemiselulosa dan 3) mampu mendegradasi semua
polimer dinding sel secara simultan. (Murni, 2008)
0 komentar:
Posting Komentar