Copyright © Kelompok Penyuluhan J-12
Design by Dzignine
Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
Jumat, 15 Mei 2015

1.1  LATAR BELAKANG
Salah satu usaha pertanian yang mulai banyak diminati masyarakat adalah budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus),jamur tiram putih mempunyai banyak manfaat antara lain menambah sumber pangan yang bernilai gizi tinggi, menambah pendapatan keluarga, dapat memanfaatkanlahan perkarangan, dapat menjadi usaha sampingan dan dapat menyerap tenaga kerja. Semakin berkembangnya usaha budidaya jamur tiram, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Limbah media tanam jamur tiram terbentuk akibat bahan atau media tanam jamur tiram yang berupa campuran serbuk gergaji dengan bahan-hahan lainnya tidak semuanya habis terpakai sewaktu dipergunakan untuk memproduksi jamur tiram, melainkan masih terdapat sisa-sisa yang sudah tidak efektif lagi untuk memproduksi jamur tiram dengan baik.
Media tanam jamur sebagian besar tersusun dari serbuk gergaji, serbuk jagung, dan bekatul. Berdasarkan bahan penyusun media tanam jamur tiram maka kemungkinan besar limbah media tanam tersebut dapat di manfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia terutama sebagai sumber serat (fiber). Komponen limbah media tanam jamur sebagian besar terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, mineral dan sebagian kecil vitamin, yang komponen tersebut sangat diperlukan oleh ternak ruminansia. Penggunaan bahan-bahan tersebut dalam media tanam jamur diharapkan secara tidak langsung akan mengalami perubahan fisik, kimia,dan biologis yang dapat meningkatkan kualitas serat dari media tanam tersebut. (Suriawiria, 2000).
Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur pelapuk putih dari kelas basidiomicetes. Beberapa kelompok jamur pelapuk putih dilaporkan mampu mendegradasi senyawa lignin, secara umum jamur pelapuk putih dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :1) kapang yang menguraikan selulosa dan hemiselulosa lebih dahulu kemudian lignin, 2) lebih banyak memetabolisme lignin lebih dahulu kemudian selulosa dan hemiselulosa dan 3) mampu mendegradasi semua polimer dinding sel secara simultan. (Murni, 2008)

2.1  Gambaran Umum Penyuluhan
Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan sapi perah, khususnya di pulau Jawa. Potensi tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Namun, masyarakat belum menyadari keuntungan pengolahan teknologi dalam pemberian pakan terhadap ternak. Masyarakat umumnya hanya memberikan pakan berupa konsentrat dan hijauan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu untuk menambah nilai nursisi.
Kecamatan Beji Kota Batu, Jawa Timur merupakan salah satu daerah dengan jumlah penduduk yang padat yang rata-rata masyarakatnya berprofesi sebagai petani dan peternak. Pemberian pakan pada ternak hanya berupa rumput, konsentrat dan limbah dari hasil pertanian. Pemberian pakan pada ternak, diberikan secara langsung tanpa ada teknologi sederhana dalam pengolahan bahan pakan tersebut sehingga tidak ada penambahan nutrisi pada pakan tersebut.
Pengolahan limbah pertanian dengan teknologi yang benar dapat meningkatkan jumlah produksi pada ternak. Di sekitar desa santren terdapat tempat budidaya jamur tiram yang limbahnya tidak dimanfaatkan. Dengan penggunaan teknologi yang tepat limbah tersebut dapat diolah menjadi pakan tambahan pada ternak, khusunya sapi perah untuk meningkatkan jumlah produksi susu dengan harga yang terjangkau.
Selama ini hal tersebut hanya dibiarkan berlarut – larut dan dianggap sebagai masalah sepele. Padahal apabila bahan makanan tersebut diolah dengan teknologi yang sederhana dapat meningkatkan nilai nutrisi dan dapat meningkatkan jumlah produksi susu pada ternak. Oleh karena itu perlu diselenggarakan suatu upaya penyuluhan tentang tehnik pengolahan limbah log jamur tiram  dari tempat budidaya jamur tiram yang ada didaerah tersebut.
  
2.2  Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Masayarakat disekitar Desa Santren Kec.Beji Kota. Batu – Jawa Timur yang berprofesi sebagai petani dan peternak memiliki kendala dalam pengolahan maupun peningkatan produksi susu



0 komentar:

Posting Komentar

Kodok