1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu usaha
pertanian yang mulai banyak diminati masyarakat adalah budidaya jamur tiram
putih (Pleurotus ostreatus),jamur tiram putih mempunyai banyak manfaat
antara lain menambah sumber pangan yang bernilai gizi tinggi, menambah
pendapatan keluarga, dapat memanfaatkanlahan perkarangan, dapat menjadi usaha
sampingan dan dapat menyerap tenaga kerja. Semakin berkembangnya usaha budidaya
jamur tiram, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Limbah media tanam jamur
tiram terbentuk akibat bahan atau media tanam jamur tiram yang berupa campuran
serbuk gergaji dengan bahan-hahan lainnya tidak semuanya habis terpakai sewaktu
dipergunakan untuk memproduksi jamur tiram, melainkan masih terdapat sisa-sisa
yang sudah tidak efektif lagi untuk memproduksi jamur tiram dengan baik.
Media tanam jamur
sebagian besar tersusun dari serbuk gergaji, serbuk jagung, dan bekatul.
Berdasarkan bahan penyusun media tanam jamur tiram maka kemungkinan besar
limbah media tanam tersebut dapat di manfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia
terutama sebagai sumber serat (fiber). Komponen limbah media tanam jamur
sebagian besar terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, mineral dan
sebagian kecil vitamin, yang komponen tersebut sangat diperlukan oleh ternak
ruminansia. Penggunaan bahan-bahan tersebut dalam media tanam jamur diharapkan
secara tidak langsung akan mengalami perubahan fisik, kimia,dan biologis yang
dapat meningkatkan kualitas serat dari media tanam tersebut. (Suriawiria,
2000).
Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur pelapuk putih dari kelas basidiomicetes.
Beberapa kelompok jamur pelapuk putih dilaporkan mampu mendegradasi senyawa
lignin, secara umum jamur pelapuk putih dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :1)
kapang yang menguraikan selulosa dan hemiselulosa lebih dahulu kemudian lignin,
2) lebih banyak memetabolisme lignin lebih dahulu kemudian selulosa dan
hemiselulosa dan 3) mampu mendegradasi semua polimer dinding sel secara
simultan. (Murni, 2008)
2.1 Gambaran Umum Penyuluhan
Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan sapi perah, khususnya
di pulau Jawa. Potensi tersebut
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Namun, masyarakat belum menyadari keuntungan
pengolahan teknologi dalam pemberian pakan terhadap ternak. Masyarakat umumnya
hanya memberikan pakan berupa konsentrat dan hijauan tanpa melalui pengolahan
terlebih dahulu untuk menambah nilai nursisi.
Kecamatan Beji Kota Batu, Jawa Timur merupakan salah satu daerah
dengan jumlah penduduk yang padat yang rata-rata masyarakatnya berprofesi sebagai
petani dan peternak. Pemberian pakan pada ternak hanya berupa rumput,
konsentrat dan limbah dari hasil pertanian. Pemberian pakan pada ternak,
diberikan secara langsung tanpa ada teknologi sederhana dalam pengolahan bahan
pakan tersebut sehingga tidak ada penambahan nutrisi pada pakan tersebut.
Pengolahan limbah pertanian dengan teknologi yang
benar dapat meningkatkan jumlah produksi pada ternak. Di sekitar desa santren
terdapat tempat budidaya jamur tiram yang limbahnya tidak dimanfaatkan. Dengan
penggunaan teknologi yang tepat limbah tersebut dapat diolah menjadi pakan
tambahan pada ternak, khusunya sapi perah untuk meningkatkan jumlah produksi
susu dengan harga yang terjangkau.
Selama ini hal tersebut hanya dibiarkan berlarut – larut dan dianggap
sebagai masalah sepele. Padahal apabila bahan makanan tersebut
diolah dengan teknologi yang sederhana dapat meningkatkan nilai nutrisi dan
dapat meningkatkan jumlah produksi susu pada ternak. Oleh karena itu perlu diselenggarakan suatu
upaya penyuluhan tentang tehnik pengolahan limbah log jamur tiram dari tempat budidaya jamur
tiram yang ada didaerah tersebut.
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Masayarakat disekitar Desa Santren Kec.Beji Kota. Batu – Jawa Timur yang berprofesi sebagai petani dan peternak memiliki kendala dalam pengolahan maupun
peningkatan produksi susu.
0 komentar:
Posting Komentar